Kota Bima, NTB (22/3) – Budaya konvoi para siswa selepas ujian dan pengumuman kelulusan, masih saja menjalar dan turun temurun.
Padahal budaya dan kebiasaan seperti itu, sungguh tidak ada manfaatnya. Kelulusan SMA bagi para siswa, sebenarnya baru menapaki jenjang sekolah yang lebih tinggi lagi, demi menatap masa depan.
Selasa (21/3) siang , sejumlah siswa salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Sape Kabupaten Bima, kena jaring personil Sat Lantas Polres Bima Kota.
Begitu kabar disampaikan Kapolres Bima Kota AKBP Rohadi melalui Kasat Lantas Iptu Abdul Rahman Virga, siang ini, sembari memberikan pembinaan pada sejumlah siswa ini.
Arak-Arakan usai sekolah yang dilakukan sejumlah siswa ini, menggunakan pickup yang berisikan sound sistem lengkap untuk berjoget ria di jalan raya, mengitari wilayah Sape.
Tidak itu saja, kata Iptu Abdul Rahman Virga, saat memeriksa badan dan seisi pickup, personil patroli Sat Lantas, menemukan sejumlah panah dan ketapel serta satu senjata tajam jenis golok.
Mengingat ada senjata tajam baik itu panah dan ketapel serta golok, berikut pengendara dari siswa itu sendiri yang tidak memilki SIM, kata Kasat Lantas, akan diproses lebih lanjut.
“Karena ada senjata tajam, maka para siswa ini kami serahkan ke Sat Reskrim untuk tindak lanjut pemeriksaannya,”jelas Iptu Abdul Rahman Virga.
Terkuat konvoi dan arak-arakan dari sejumlah siswa selepas ujian, tentu saja, kata Iptu Abdul Rahman Virga, arak-arakan itu, sangat menggangu lalulintas dan kepentingan pengendara lainnya.
“Akan lebih baik, pulang dengan tertib, toh apa yang dilakukan adik-adik, tidak bermanfaat sama sekali,”ucapnya pada sejumlah siswa yang terkena jaring saat konvoi dan arak-arakan tersebut.
Dirinya mengimbau, pada para guru dan orang tua, agar mengawasi dan mengingatkan anak-anaknya, agar tidak ugal-ugalan dijalan yang menggangu arus lalulintas.